Menteri Fadli Zon: Tabanan Punya Potensi Strategis dalam Cultural and Creative Industries

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Fadli Zon, M.Sc., saat hadir di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Jumat (5/9).
Singasana – Alunan balaganjur mengiringi langkah Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Fadli Zon, M.Sc., saat memasuki Gedung Kesenian I Ketut Maria, Jumat (5/9). Kehadirannya dalam Temu Wicara Kunjungan Budaya di Kabupaten Tabanan disambut langsung oleh Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., bersama Raja ke-IX Tabanan Ida Cokorda Anglurah Tabanan, jajaran pejabat Pemkab Tabanan, serta tokoh adat dan budaya, termasuk Ketua Asosiasi Museum Indonesia, Putu Supadma Rudana.
Dalam sambutannya, Bupati Sanjaya menekankan bahwa Tabanan tidak hanya dikenal sebagai daerah agraris, melainkan juga memiliki kekayaan seni dan budaya yang luar biasa. “Lebih dari 70 persen masyarakat Tabanan bekerja di sektor pertanian. Namun sesungguhnya, Tabanan juga menyimpan potensi seni dan budaya yang kuat dan autentik,” ungkapnya.
Potensi tersebut salah satunya ditampilkan melalui pameran seni lukis yang digelar bersamaan dengan acara. Bupati juga menyinggung keberadaan Gedung Kesenian I Ketut Maria sebagai simbol panjangnya tradisi seni dan arsitektur Tabanan. Untuk memperkuat identitas budaya itu, Pemkab Tabanan kini tengah menginisiasi pendirian Museum Sagung Wah, yang diharapkan menjadi ruang ekspresi dan etalase karya seni lokal mulai dari seni rupa, tari, musik, hingga arsitektur.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa kebudayaan Indonesia merupakan kekayaan strategis bangsa di tengah dinamika global. Menurutnya, cultural and creative industries (CCI) bukan hanya sarana ekspresi kebudayaan, tetapi juga penopang keberlanjutan masyarakat.
“Ragam kebudayaan Indonesia yang begitu kaya menjadikan kita salah satu negara terkaya secara kultural di dunia. Keyakinan akan adidaya kebudayaan nasional memperkuat eksistensi Indonesia di mata internasional,” ujarnya.
Menteri Alumni S3 Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia ini juga menekankan bahwa kebudayaan tidak hanya sebatas identitas, melainkan juga soft power yang mampu menjawab tantangan sosial, politik, dan ekonomi, baik di tingkat nasional maupun global. Dalam konteks itu, Tabanan dengan tradisi kuat dan kreativitas masyarakatnya dipandang memiliki peran penting dalam pengembangan CCI Indonesia.
Temu wicara ini menjadi momentum penting untuk menegaskan bahwa Tabanan bukan hanya lumbung pangan Bali, tetapi juga memiliki potensi sebagai pusat kreativitas budaya yang berkontribusi nyata bagi pemajuan kebudayaan nasional. Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, Tabanan diharapkan terus memperkuat perannya dalam jaringan industri kreatif sekaligus menjaga spirit Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul, dan Madani dengan tetap berlandaskan konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali sebagai pijakan pembangunan kebudayaan berkelanjutan. (tmc/piskp)