Koleksi “Triwastra” Tabanan Hadirkan Filosofi Tridatu di Dekranasda Bali Fashion Week 2025
Denpasar – Pesona wastra Tabanan kembali mencuri perhatian di ajang Bali Fashion Week 2025 Season 1 melalui koleksi busana bertajuk “Triwastra” karya desainer lokal berbakat Suwari Loka.
Koleksi ini ditampilkan oleh Jegeg Bagus Tabanan di atas panggung utama Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Provinsi Bali, pada Selasa (4/11). “Triwastra” terinspirasi dari filosofi Tridatu yang menggambarkan konsep trilogi kehidupan yaitu lahir, hidup, dan mati dengan simbol tiga warna utama: merah, hitam, dan putih.
Dalam rancangan Suwari Loka, warna hitam dan putih dituangkan dalam motif kain rang-rang bermotif geometris zig-zag yang merepresentasikan keterhubungan antara bumi dan langit, serta siklus kehidupan manusia yang kembali kepada Sang Pencipta. Bahan utama yang digunakan adalah kain endek Bintang Timur, salah satu wastra unggulan khas Tabanan yang memiliki corak dan filosofi mendalam.
Kehadiran “Triwastra” di ajang fashion bergengsi ini merupakan hasil kolaborasi antara Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Tabanan dan desainer lokal. Melalui partisipasi aktifnya, Dekranasda Tabanan berupaya membuka ruang bagi perajin serta pelaku mode daerah untuk berkarya dan menampilkan potensi kreatif Tabanan di panggung yang lebih luas.
Koleksi ini tidak hanya menonjolkan keindahan wastra endek, tetapi juga menjadi simbol pelestarian budaya dan semangat inovasi daerah. Melalui “Triwastra,” Tabanan menegaskan komitmennya untuk menjaga warisan leluhur sambil terus mendorong lahirnya karya-karya baru yang berakar pada nilai-nilai budaya lokal.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Dekranasda Kabupaten Tabanan Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, S.H., M.M. menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas karya para desainer serta perajin lokal Tabanan yang terus berinovasi menampilkan produk-produk unggulan daerah.
“Kami sangat bangga melihat kreativitas dan dedikasi para perajin serta desainer Tabanan yang mampu menghadirkan karya bernilai tinggi tanpa meninggalkan akar budaya lokal. Inilah bentuk nyata bahwa produk-produk lokal kita memiliki kualitas dan daya saing yang luar biasa,” ujar Rai Wahyuni Sanjaya.
Lebih lanjut, ia mengajak masyarakat untuk semakin mencintai dan menggunakan produk lokal sebagai wujud dukungan terhadap pelaku usaha kreatif daerah.
“Mari kita bersama-sama bangga menggunakan produk lokal Tabanan. Dengan mencintai karya sendiri, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga turut menggerakkan ekonomi kreatif dan menyejahterakan para perajin di daerah,” tambahnya. (tmc/piskp)
